Belajar menulis gelombang 10
Pertemuan tanggal : 29 April 2020
Pemateri. : Dr. Uswadin,M.Pd
Waktu : Pukul 13.00- 15.00 Wib
Topik. : Belajar,Belajar dan Belajar Menulis Setiap Hari
Peresume. : Tuti Sundusiah
Belajar menulis di hari ke 6 ramadhan semakin mempunyai kesempatan belajar menulis dimasa psbb sungguh suatu yang luar biasa melalui bimbingan bapak Uswadin,M.Pd.
Belajar menulis memerlukan kemampuan dan ketrampilan tersendiri yang bisa kita lakukan setiap hari dan terus menerus. Jangan ragu untuk mulai menulis dan jangan salah. Berlatih menulis setiap hari, kemampuan kita akan semakin baik. Beberapa hal yang harus kita lakukan agar menulis kita lancar yaitu:
1. Mengalahkan diri sendiri dalam pengertian mengatasi kemalasan-kemalasan yang ada dalam diri.
2. Mengatasi ketidakpercayaan, misalnya merasa tulisan tidak bagus, tidak berbobot,dan merasa tulisan tidak memiliki makna.
3. Menyiapkan waktu menulis.
4. Memanfaatkan ide yang ada, yang kadang muncul tidak menentu, kita bisa menulis pada buku,hp atau apa saja. Karena menulis dimulai dari ide- ide yang kita dapat. Ide atau gagasan utama atau pikiran- pikiran yang pokok, mengapa kita menulis?
Dalam agama kita dianjurkan untuk membaca dan membaca. Dari membaca kita belajar menulis. Semakin banyak yang kita baca semakin banyak ide yang akan muncul dan akan menghasilkan karya. Karya yang baik adalah karya yang selesai. Jangan takut dan jangan ragu untuk menulis.
Menulis diawali dari ide yang muncul pada momen tertentu, saat kita sedang jalan-jalan atau saat kita santai. Khawatir hilang ide itu kita tulis dalam buku kecil untuk mencatat poin- poin yang terlintas dalam pikiran kita. setelah poin-poin tersebut tertulis maka pada waktu dan suasana yang tepat kita bisa tulis ide tersebut. Ide yang kita kembangkan menjadi tulisan akan menjadi sebuah wacana. Misal berita yang sedang booming sat ini tentang Pandemi Covid- 19. Tulisan yang kita buat bisa kita bagikan melalui blog kita atau melalui media sosial yang lain seperti FB atau media cetak atau online. Alhamdulillah kalau bisa di terima jangan putus asa bila belum berhasil. Penulis hebat Bapak Dr.Uswadin M.Pd telah berbagi pengalaman tentang buku pertamanya yang berjudul Doa Guru Honor Naik Haji. Kesuksesan beliau yang luar biasa, hasil karya beliau selalu diterima oleh semua media.
Selain media online kita juga mencoba dan memberanikan diri untuk mengirimkan tulisan kita ke media cetak. Ada kebanggaan tersendiri jika tulisan kita dapat dimuat apalagi di surat kabar yang sudah populer atau berskala nasional.
Tulisan yang di upload di blog sendiri juga bisa menjadi media informasi kita dan bisa kita share juga ke medsos kita seperti Facebook atau wag.
Suasana Pandemi Covid-19 banyak memunculkan ide kita untuk menulis, aktivitas murid di rumah, orang tua yang menjadi guru di rumah dan guru dipaksa belajar online. Semua serba online seolah doa yang terkabul dari kata- kata yang terucap dari candaan kita ketika berkumpul setelah mengetahui menteri pendidikan dari pengusaha gojek. Jangan- jangan nanti dunia pendidikanpun serba online.... sering menjadi gurauan di antara teman-teman dan terbukti sekarang.
Kalau kita terbiasa menulis maka insya Allah kita pun sebagai guru bisa tingkatkan menjadi sebuah buku. Bisa dari buku yang kita ampu. Kita sering menyampaikan hal- hal tersebut setiap hari jadi akan mudah dituliskan dalam buku.
Pengalaman-pengalaman dan tulisan-tulisan yang kita simpan dalam blog maka bisa dikumpulkan juga menjadi sebuah buku. Dengan menulis kadang-kadang ide-ide baru muncul dan tidak hanya tulisan, kita pun juga bisa menulis syair lagu yang bisa menjadi sebuah lagu jika di nyanyikan. Mari kita mencoba, alah bisa karena biasa.
Coba
Rabu, 29 April 2020
Belajar menulis gelombang 10
Pertemuan tanggal : 29 April 2020
Pemateri. : Dr. Uswadin,M.Pd
Waktu : Pukul 13.00- 15.00 Wib
Topik. : Belajar,Belajar dan Belajar Menulis Setiap Hari
Peresume. : Tuti Sundusiah
Belajar menulis di hari ke 6 ramadhan semakin mempunyai kesempatan belajar menulis dimasa psbb sungguh suatu yang luar biasa melalui bimbingan bapak Uswadin,M.Pd.
Belajar menulis memerlukan kemampuan dan ketrampilan tersendiri yang bisa kita lakukan setiap hari dan terus menerus. Jangan ragu untuk mulai menulis dan jangan salah. Berlatih menulis setiap hari, kemampuan kita akan semakin baik. Beberapa hal yang harus kita lakukan agar menulis kita lancar yaitu:
1. Mengalahkan diri sendiri dalam pengertian mengatasi kemalasan-kemalasan yang ada dalam diri.
2. Mengatasi ketidakpercayaan, misalnya merasa tulisan tidak bagus, tidak berbobot,dan merasa tulisan tidak memiliki makna.
3. Menyiapkan waktu menulis.
4. Memanfaatkan ide yang ada, yang kadang muncul tidak menentu, kita bisa menulis pada buku,hp atau apa saja. Karena menulis dimulai dari ide- ide yang kita dapat. Ide atau gagasan utama atau pikiran- pikiran yang pokok, mengapa kita menulis?
Dalam agama kita dianjurkan untuk membaca dan membaca. Dari membaca kita belajar menulis. Semakin banyak yang kita baca semakin banyak ide yang akan muncul dan akan menghasilkan karya. Karya yang baik adalah karya yang selesai. Jangan takut dan jangan ragu untuk menulis.
Menulis diawali dari ide yang muncul pada momen tertentu, saat kita sedang jalan-jalan atau saat kita santai. Khawatir hilang ide itu kita tulis dalam buku kecil untuk mencatat poin- poin yang terlintas dalam pikiran kita. setelah poin-poin tersebut tertulis maka pada waktu dan suasana yang tepat kita bisa tulis ide tersebut. Ide yang kita kembangkan menjadi tulisan akan menjadi sebuah wacana. Misal berita yang sedang booming sat ini tentang Pandemi Covid- 19. Tulisan yang kita buat bisa kita bagikan melalui blog kita atau melalui media sosial yang lain seperti FB atau media cetak atau online. Alhamdulillah kalau bisa di terima jangan putus asa bila belum berhasil. Penulis hebat Bapak Dr.Uswadin M.Pd telah berbagi pengalaman tentang buku pertamanya yang berjudul Doa Guru Honor Naik Haji. Kesuksesan beliau yang luar biasa, hasil karya beliau selalu diterima oleh semua media.
Selain media online kita juga mencoba dan memberanikan diri untuk mengirimkan tulisan kita ke media cetak. Ada kebanggaan tersendiri jika tulisan kita dapat dimuat apalagi di surat kabar yang sudah populer atau berskala nasional.
Tulisan yang di upload di blog sendiri juga bisa menjadi media informasi kita dan bisa kita share juga ke medsos kita seperti Facebook atau wag.
Suasana Pandemi Covid-19 banyak memunculkan ide kita untuk menulis, aktivitas murid di rumah, orang tua yang menjadi guru di rumah dan guru dipaksa belajar online. Semua serba online seolah doa yang terkabul dari kata- kata yang terucap dari candaan kita ketika berkumpul setelah mengetahui menteri pendidikan dari pengusaha gojek. Jangan- jangan nanti dunia pendidikanpun serba online.... sering menjadi gurauan di antara teman-teman dan terbukti sekarang.
Kalau kita terbiasa menulis maka insya Allah kita pun sebagai guru bisa tingkatkan menjadi sebuah buku. Bisa dari buku yang kita ampu. Kita sering menyampaikan hal- hal tersebut setiap hari jadi akan mudah dituliskan dalam buku.
Pengalaman-pengalaman dan tulisan-tulisan yang kita simpan dalam blog maka bisa dikumpulkan juga menjadi sebuah buku. Dengan menulis kadang-kadang ide-ide baru muncul dan tidak hanya tulisan, kita pun juga bisa menulis syair lagu yang bisa menjadi sebuah lagu jika di nyanyikan. Mari kita mencoba, alah bisa karena biasa.
Pertemuan tanggal : 29 April 2020
Pemateri. : Dr. Uswadin,M.Pd
Waktu : Pukul 13.00- 15.00 Wib
Topik. : Belajar,Belajar dan Belajar Menulis Setiap Hari
Peresume. : Tuti Sundusiah
Belajar menulis di hari ke 6 ramadhan semakin mempunyai kesempatan belajar menulis dimasa psbb sungguh suatu yang luar biasa melalui bimbingan bapak Uswadin,M.Pd.
Belajar menulis memerlukan kemampuan dan ketrampilan tersendiri yang bisa kita lakukan setiap hari dan terus menerus. Jangan ragu untuk mulai menulis dan jangan salah. Berlatih menulis setiap hari, kemampuan kita akan semakin baik. Beberapa hal yang harus kita lakukan agar menulis kita lancar yaitu:
1. Mengalahkan diri sendiri dalam pengertian mengatasi kemalasan-kemalasan yang ada dalam diri.
2. Mengatasi ketidakpercayaan, misalnya merasa tulisan tidak bagus, tidak berbobot,dan merasa tulisan tidak memiliki makna.
3. Menyiapkan waktu menulis.
4. Memanfaatkan ide yang ada, yang kadang muncul tidak menentu, kita bisa menulis pada buku,hp atau apa saja. Karena menulis dimulai dari ide- ide yang kita dapat. Ide atau gagasan utama atau pikiran- pikiran yang pokok, mengapa kita menulis?
Dalam agama kita dianjurkan untuk membaca dan membaca. Dari membaca kita belajar menulis. Semakin banyak yang kita baca semakin banyak ide yang akan muncul dan akan menghasilkan karya. Karya yang baik adalah karya yang selesai. Jangan takut dan jangan ragu untuk menulis.
Menulis diawali dari ide yang muncul pada momen tertentu, saat kita sedang jalan-jalan atau saat kita santai. Khawatir hilang ide itu kita tulis dalam buku kecil untuk mencatat poin- poin yang terlintas dalam pikiran kita. setelah poin-poin tersebut tertulis maka pada waktu dan suasana yang tepat kita bisa tulis ide tersebut. Ide yang kita kembangkan menjadi tulisan akan menjadi sebuah wacana. Misal berita yang sedang booming sat ini tentang Pandemi Covid- 19. Tulisan yang kita buat bisa kita bagikan melalui blog kita atau melalui media sosial yang lain seperti FB atau media cetak atau online. Alhamdulillah kalau bisa di terima jangan putus asa bila belum berhasil. Penulis hebat Bapak Dr.Uswadin M.Pd telah berbagi pengalaman tentang buku pertamanya yang berjudul Doa Guru Honor Naik Haji. Kesuksesan beliau yang luar biasa, hasil karya beliau selalu diterima oleh semua media.
Selain media online kita juga mencoba dan memberanikan diri untuk mengirimkan tulisan kita ke media cetak. Ada kebanggaan tersendiri jika tulisan kita dapat dimuat apalagi di surat kabar yang sudah populer atau berskala nasional.
Tulisan yang di upload di blog sendiri juga bisa menjadi media informasi kita dan bisa kita share juga ke medsos kita seperti Facebook atau wag.
Suasana Pandemi Covid-19 banyak memunculkan ide kita untuk menulis, aktivitas murid di rumah, orang tua yang menjadi guru di rumah dan guru dipaksa belajar online. Semua serba online seolah doa yang terkabul dari kata- kata yang terucap dari candaan kita ketika berkumpul setelah mengetahui menteri pendidikan dari pengusaha gojek. Jangan- jangan nanti dunia pendidikanpun serba online.... sering menjadi gurauan di antara teman-teman dan terbukti sekarang.
Kalau kita terbiasa menulis maka insya Allah kita pun sebagai guru bisa tingkatkan menjadi sebuah buku. Bisa dari buku yang kita ampu. Kita sering menyampaikan hal- hal tersebut setiap hari jadi akan mudah dituliskan dalam buku.
Pengalaman-pengalaman dan tulisan-tulisan yang kita simpan dalam blog maka bisa dikumpulkan juga menjadi sebuah buku. Dengan menulis kadang-kadang ide-ide baru muncul dan tidak hanya tulisan, kita pun juga bisa menulis syair lagu yang bisa menjadi sebuah lagu jika di nyanyikan. Mari kita mencoba, alah bisa karena biasa.
DESAIN PEMBELAJARAN MODERN
DESAIN PEMBELAJARAN MODERN dengan Dr.PAIDI.,M.TPd
Resume kuliah online DESAIN PEMBELAJARAN MODERN oleh Tuti Sundusiah,S.pd
Resume kuliah DESAIN PEMBELAJARAN MODERN gelombang ke-10
Pertemuan ke-1 Selasa,28 April 2020 .pukul 13.00 s.d 15.00 WIB.
Kuliah pertama saya di hari selasa ini merupakan pengalaman pertama secara online karena adanya pandemi covid 19. Hal ini menyebabkan kita beraktivitas dari rumah tetapi tetap bersemangat.Sebagai guru kita harus memotivasi dan termotivasi untuk selalu belajar kapan dan dimana pun dalam situasi apapun. Pandemi ini tidak menjadikan kita sebagai guru mati gaya untuk terus mencari ilmu melalui dunia Maya dalam jaringan atau online.Hikmah dari situasi ini kita mendapat kesempatan belajar mengenai DESAIN PEMBELAJARAN MODERN dari Dr.PAIDI.,M.TPd
Nara sumber Dr.PAIDI.,M.TPd adalah seorang Dosen pasca. Sarjana TP UNIB.Beliau lahir d Bantul,01 Januari 1971 dalam usianya yang belum genap 50 tahun Dr.PAIDI.,M.TPd telah banyak memberikan ilmu di bidang pendidikan dengan berbagai karyanya.
Resume desain pembelajaran modern ini lebih kepada cara mendesain buku pembelajaran dengan tehknik dan pendekatan yang di gunakan eh Dr.PAIDI.,M.TPd adalah mengacu pada tehknik fenomenal bidang desain pembelajaran yaitu Prof.Dr.ATWI SUPARMAN (mantan rektor Universitas Terbuka) dan Dick & Carey
[28/4 13.57] Tuti Sundusiah: Secara umum Proses perancangan desain pembelajaran terdiri dari 11 langkah yg dpt di uraikan sebagai berikut:
Langkah 1, kita perlu mendapatkan data dan informasi guna mendapatkan masukan dari siswa/pengguna atas materi2 yg dianggap sulit atau perlu dipelajari lebih lanjut
Langkah 2, Berdsarkan data yg di dapat dari langkah 1 selanjutnya kita perlu membuat identifikasi kebutuhan peserta didik terhadap mata pelajaran / bahan yang akan kita rancang
langkah 3, Berdasarkan data langkah 2 selanjutnya kita mulai membuat analisis instruksional/pembelajaran mata pelajaran yang akan kita rancang
Langkah 4, Seorang perancang perlu mendapatkan gambaran karakteristik peserta didik yang akan menjadi target atau pemakai buku yg kita rancang Langkah 5, Membuat rumusan tujuan instruksional khusus (penggunaan istilah instruksional disini berdasarkan sumber asli yg di karang oleh Dick & Carrey yaitu instructional)
Langkah 6, Melakukan penyusunan TES Langkah 7, Membuat perencanaan strategi instruksional/pembelajaran yang akan digunakan (dalam hal ini sy merancang pembelajaran secara blended learning)
Langkah 8, Mengembangkan dan memilih bahan instruksional. Bahan pembelajaran yang dirancang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu bahan tercetak dan bahan online. Dalam hal perancangan bahan pembelajaran (Buku) dapat digunakan teori Rothwel dan untuk bahan online bisa menggunakan teori hannafin)
Langkah 9, setelah draft bahan tersedia (langkah 8) selanjutnya perlu dilakukan evaluasi formatif sbb: 1. one-to-one expert dengan melibatkan 4 orang pakar (pakar Desain, pakar Media, pakar Materi, pakar bahasa); 2. One-to-one learner (melibatkan 3 orang siswa yang berasal dari siswa peringkat atas, menengah dan bawah); 3. Evaluasi Small group (melibatkan sekitar 9 siswa yang berasal dari kelompok, menengah dan bawah); 4. Field trial yaitu tahap uji coba luas dengan melibatkan siswa sekitar 30 siswa yang berasal dari kelompokl Atas, menengah dan bawah. Setiap tahapan muai evaluasi one-to-one, evaluasi small group akan menghasilkan namanya draft bahan pembelajaran dan setelah field trial baru dinamakan prototipe bahan pembelajaran.
Langkah 9, setelah draft bahan tersedia (langkah 8) selanjutnya perlu dilakukan evaluasi formatif sebagai langkah ke 10 sbb: 1. one-to-one expert dengan melibatkan 4 orang pakar (pakar Desain, pakar Media, pakar Materi, pakar bahasa); 2. One-to-one learner (melibatkan 3 orang siswa yang berasark dari siswa peringkat atas, menengah dan bawah); 3. Evaluasi Small group (melibatkan sekitar 9 siswa yang berasakl dari kelompok, menengah dan bawah); 4. Field trial yaitu tahap uji coba luas dengan melibatkan siswa sekitar 30 siswa yang berasal dari kelompokl Atas, menengah dan bawah. Setiap tahapan muai evaluasi one-to-one, evaluasi small group akan menghasilkan namanya draft bahan pembelajaran dan setelah field trial baru dinamakan prototipe bahan pembelajaran.
Khusus untuk langkah yang terakhir Evaluasi Sumatif sifatnya tidak harus dilakukan dalam proses desain pembelajaran karena harus dilakukan oleh pihak lain.
Sedangkan untuk buku pembelajaran yang dirancang untuk keperluan penerbit bisanya pihak penerbit sudah mempunyai format/standar tertentu. Sehingga jika penulis ingin memasukkan buku agar bisa diterbitkan oleh penerbit maka format yg digunakan harus mengacu kepada format yang digunakan oleh penerbit.
Senin, 27 April 2020
Ramadhan
Ramadhan Terakhir
Sesuatu yang sering dilakukan, terkadang jadi rutinitas yang terabaikan. Hilang sisi nikmat, lenyap manfaat didapat.
Bila mau, tempatkan sesuatu sebagai perjumpaan terakhir. Niscaya akan lebih fokus melakukan sebagus mungkin.
Bakr al-Mazni rahimahullah bertutur,
Apabila engkau ingin shalatmu bermanfaat bagimu, maka katakanlah: "Barangkali aku tak bisa lagi shalat setelah ini" (Tahdzib Mau'izhatil Mu'minin: 521)
Sekiranya menjalani malam dan siang pada hari kita ini bagai Ramadhan terakhir, dimana tahun depan (mungkin) tak lagi bertemu. Tentu kita akan lebih baik lagi dari hari-hari yang telah berlalu. Bila saja tahu.
@sahabat_ilmu
Sesuatu yang sering dilakukan, terkadang jadi rutinitas yang terabaikan. Hilang sisi nikmat, lenyap manfaat didapat.
Bila mau, tempatkan sesuatu sebagai perjumpaan terakhir. Niscaya akan lebih fokus melakukan sebagus mungkin.
Bakr al-Mazni rahimahullah bertutur,
Apabila engkau ingin shalatmu bermanfaat bagimu, maka katakanlah: "Barangkali aku tak bisa lagi shalat setelah ini" (Tahdzib Mau'izhatil Mu'minin: 521)
Sekiranya menjalani malam dan siang pada hari kita ini bagai Ramadhan terakhir, dimana tahun depan (mungkin) tak lagi bertemu. Tentu kita akan lebih baik lagi dari hari-hari yang telah berlalu. Bila saja tahu.
@sahabat_ilmu
Langganan:
Postingan (Atom)